Judul : Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan
link : Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan
Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan
1. Jelaskan prospek pengembangan pemuliaan tanaman teh dan kakao di Indonesia
2. Perbaikan dan pengembangan apa dari tanaman teh dan kakao yang diharapkan dari segi pemuliaan
JAWAB
1. Tanaman kakao dapat di budidayakan melalui pemuliaan tanaman dan perbaikan varietas yang resisten terhadap penyakit.
2. penyumbang ketiga terbesar ekspor nasional cocok dengan iklim Indonesia dan mempunyai potensi peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao KAKAO penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara serta mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Indonesia, saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun nilai ekspor kakao Indonesia masih didominasi oleh biji kakao mentah, sehingga pemerintah berkewajiban mendorong terjadinya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah komoditas kakao.
3. KAKAO DI INDONESIA Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Keberhasilan perluasan areal telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading pada tahun 2002, walaupun kembali tergeser ke posisi ketiga oleh Ghana pada tahun 2003.
4. Luas areal kakao MENINGKAT Produksi MENINGKAT Produktivitas dan mutu MENURUN TAPI PENYEBAB: • Menipisnya unsur hara tanah • Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit Vascular Streak Diebacks (VSD), Menurunnya kualitas kebun • Belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao.
5. Pengembangan agribisnis kakao ke depan lebih diprioritaskan pada upaya rehabilitasi dan peremajaan untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao, di samping terus melakukan perluasan. Pengembangan usaha perkebunan kakao • ketersediaan lahan yang luas, • tenaga kerja yang cukup, • modal • sarana dan prasarana memadai INDONESIA Lahan cukup luas
6. Wilayah Kalimantan Timur Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi ini. Pada tahun 2006, luas areal kakao mencapai 41.312,50 ha tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan produksi mencapai 26.774 ton (produktivitas 1,02 ton/ha). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas berpotensi untuk dilakukannya pengembangan kakao melalui perluasan areal tanam.
7. KAKAO Kakao diproduksi oleh lebih dari 50 negara yang berada di kawasan tropis yang secara geografis dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu Afrika, Asia Oceania dan Amerika Latin. • Produsen utama kakao dunia adalah Pantai Gading. • Produsen utama lainnya adalah Indonesia, Ghana, Negeria dan Brazil dengan produksi pada tahun 2002.
8. Perkembangan ekspor impor mengisyaratkan bahwa peluang pasar ekspor kakao Indonesia di masa- masa mendatang masih terbuka lebar. Kakao di Indonesia EKSPOR IMPOR meningkat meningkat
9. Biji kakao merupakan bahan baku produk pangan dan non pangan. Untuk bahan baku pangan, diperlukan proses fermentasi agar dapat diperoleh cita rasa yang baik, sedangkan Biji kakao yang digunakan sebagai bahan baku non pangan tidak memerlukan proses fermentasi. Biji kakao yang telah kering dipisahkan antara kulit (shell) dan liquor-nya. Dari liquor akan diperoleh lemak (fat) dan cake. Dari kulit biji dan liquor tersebut, lebih lanjut akan diperoleh bermacam-macam produk Pangsa pasar biji kakao di dalam negeri masih relatif kecill, hal ini disebabkan oleh belum berkembangnya industri pengolahan biji kakao di Indonesia.
10. INDONESIA 90 % Ekspor • 78,5% biji kering • 21,5 % hasil olahan Impor • Asia Pasifik • Eropa • Afrika • Amerika • Pantai Gading • Ghana • Papua Neguenea pencampur bahan baku industri pengolahan kakao domestik. Negara-negara di Eropa Konsumen kakao Permintaan tertinggi berasal dari Negara Belanda, Amerika Serikat dan Jerman. Tidak memproduksi kakao
11. Pasar ekspor produk kakao Indonesia yang kebutuhannya lebih dari 20.000 ton beberapa tahun terakhir adalah China, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Australia dan Brasil. Kakao yang diimpor Uni Eropa dari negara berkembang kemudian diolah menjadi berbagai komoditi berbeda. Produk hasil olahan kakao tersebut kemudian diekspor kembali ke berbagai negara asal bahan mentahnya termasuk Indonesia. Hal terpenting yang menentukan tingkat harga di pasar internasional adalah mutu biji kakao. Oleh karenanya perhatian produsen kakao Indonesia terhadap kualitas biji kakao yang diekspor sangat penting. Harga biji kakao di tingkat internasional sering mendapat potongan sampai 15 persen karena persyaratan standar mutu biji dan persyaratan fermentasi kakao yang relatif rendah bila dibandingkan dengan harga produk yang sama dari negara produsen lain.
12. Perkembangan harga yang meningkat setiap tahun merupakan peluang bagi produsen kakao seperti Indonesia maupun negara lain untuk semakin giat mengembangkan usaha bidang agribisnis kakao. Meningkatnya harga seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi dunia terhadap produk-produk berbahan dasar kakao yakni cokelat. Perkembangan Harga Kakao Indonesia dan Dunia
13. Upaya rehabilitasi perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanan dengan teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit unggul. Tetapi apabila upaya rehabilitasi tidak memungkinkan, maka perbaikan potensi kebun dapat dilakukan melalui peremajaan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kebun-kebun kakao petani yang telah dibangun. Upaya perluasan areal perlu didukung dengan penyediaan bibit unggul dan dukungan teknologi budidaya maju, sehingga produktivitas kebun yang berhasil dibangun cukup tinggi. Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao diharapkan terus berlanjut.
14. • Rehabilitasi kebun dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik sambung samping. • Peremajaan kebun tua/rusak dengan bibit unggul. • Perluasan areal pada lahan-lahan potensial dengan menggunakan bibit unggul. • Peningkatan upaya pengendalian hama PBK. • Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntutan pasar. • Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir, sesuai dengan kebutuhan. • Pengembangan sub sistem penunjang aggribisnis kakao yang meliputi: bidang usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani dan lembaga keuangan Arah pengembangan agribisnis kakao
Pemuliaan teh saat ini di Indonesia masih menggunakan metode konvensioanal, dimana proses dimulai dengan persilangan buatan maupun alami, yang dilanjutkan dengan uji seleksi massa, uji perakaran, uji baris, uji multilokasi, hingga pelepasan klon unggul baru. Perakitan klon teh unggul baru memerlukan waktu yang lama (lebih dari 12 tahun ) mengingat teh merupakan tanaman tahunan. Aplikasi marka molekuler diyakini dapat mempersingkat proses pemuliaan teh. Namun hingga saat ini proses pemuliaan teh di Indonesia belum memanfaatkan aplikasi marka molekuler secara optimal. Penelitian marka molekuler di luar negri pada tanaman teh sudah banyak dilakukan. Informasi informasi dari hasil molekuler yang di peroleh dapat menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi pemulia teh di Indonesia dalam pengembangan penelitian aplikasi marka molekuler dalam proses pemuliaannya dan dapat juga dengan menggunakan teknik kultur jaringan serta mutasi pada teh.
Sedangkan pada tanaman kakao prospek pengembangan pemuliaan yaitu dengan cara :
1. EVALUASI MATERI GENETIK
Proses evaluasi pada tanaman kakao yang dilakukan dengan teknik konvensional membutuhkan waktu yang cukup lama karena tanaman kakao adalah tanaman tahunan.
2. HIBRIDISASI
Merupakan salah satu teknik pemuliaan tanaman konvensional yang di lakukan pada tanaman kakao di Indonesia yaitu dengan melakukan persilangan.
3. SELEKSI
Merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pemuliaan tanaman. Seleksi yaitu suatu kegiatan memillih atau menyeleksi suatu tanaman yang diinginkan dalam suatu populasi.
4. TEKNIK SAMBUNG SAMPING
Telah terbukti mampu memperbaiki produktivitas dan mutu kakao rakyat. Teknologi sambung samping telah diadobsi oleh para petani pekebun khususnya untuk merehabilitasi tanaman tua dan tanaman kurang produktif. Sambung samping pada tanaman kakao sehat dilakukan dengan cara dibuat tapak sambungan pada ketinggian 45-75 cm dari pangkal batang. Pada tanaman yang sakit, sambungan dibuat pada chupon dewasa atau melakukan sambung pucuk pada chupon muda.
5. SAMBUNG PUCUK (top grafting)
Merupakan salah satu metode peremajaan tanaman secara vegetatif dengan menanam klon unggul, biasanya dilakukan pada bibit berumur tiga bulan untuk mendapatkan bibit baru yang mempunyai keunggulan produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
6. TEKNIK MOLEKULER
Suatu program pemuliaan tanaman yang bertujuan merakit varietas-varietas atau klon kakao yang tidak hanya berdaya hasil tinggi, tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan kakao. Program pemuliaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh ketersediaan materi genetik, dan semakin efektif bila didukung dengan teknologi molekuler.
2. Perbaikan dan pengembangan apa dari tanaman teh dan kakao yang diharapkan dari segi pemuliaan?
a. Pada tanaman kakao
- Tingkat produksi kakao yang rendah
Untuk menjawab permasalahan tanaman kakao di lapangan, terutama tingkat produksi yang rendah sebagai akibat cekaman biotik maupun abiotik, diperlukan suatu program pemuliaan tanaman yang bertujuan merakit varietas-varietas atau klon kakao yang tidak hanya berdaya hasil tinggi, tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan kakao. Program pemuliaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh ketersediaan materi genetik, dan semakin efektif bila didukung dengan teknologi molekuler. Marka molekuler mempunyai kelebihan
dibandingkan marka fenotipik, yaitu marka molekuler tidak diregulasi oleh faktor lingkungan sehingga tidak dipengaruhi oleh kondisi tanaman tumbuh, dan dapat dideteksi pada semua tahapan perkembangan tanaman (Rubiyo, 2013).
- Ketahanan hama dan penyakit kakao
ketahanan busuk buah kakao (BBK) pemulia dapat mengidentifikasi materi genetik tahan BBK untuk program pemuliaan ketahanan penyakit BBK
pada level pembibitan, tanpa harus menunggu tanaman berbuah untuk menguji fenotipe ketahanan tanaman terhadap BBK. Dengan demikian,
metode MAS akan mempersingkat siklus pemuliaan tanaman untuk memilih genotipe kakao yang membawa karakter ketahanan terhadap BBK.
Salah satu contoh aplikasi marka DNA untuk ketahanan terhadap penyakit pada kakao adalah pemanfaatan marka DNA yang berpautan dengan QTL
untuk penyakit witch’s broom (WB), frosty pod (FP), dan BBK yang digunakan untuk MAS.
b. Pada Tanaman Teh
- Rendahnya produktivitas tanaman karena dominannya tanaman teh belum menggunakan benih yang unggul dan
Mengatsi : Upaya peningkatan produktivitas tanaman teh yaitu dengan cara peningkatan dan penerapan teknologi yang berperan dalam peningkatan produktivitas. Upaya inovasi dari faktor genetik yang dapat diupayakan adalah penggunaan klon unggul. Sementara teknologi yang dapat diterapkan untuk faktor lingkungan karena adanya pemanasan global yaitu dengan upaya rekayasa iklim mikro di sekitar perkebunan teh dengan memanfaatkan pohon pelindung dan pengairan.
- Terbatasnya penguasaan teknologi dalam pengolahan teh
Mengatasi : Teknologi aplikasi budidaya tanaman yang baik dan benar dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat, pengendalian OPT secara terpadu,
perawatan daun pemeliharaan, pemetikan dan pemangkasan yang tepat agar kesehatan dapat terjaga sehingga produktivitas meningkat
- Belum menggunakan klon yang unggul
Mengatasi : Mulai tahun 1998, Pusat Penelitian Teh dan Kina telah mengeluarkan klon-klon unggul dengan produksi yang tinggi serta mutu hasil olahan yang baik. Klon- klon unggul varietas assamika terdiri dari GMB 1-11 dimana klon GMB 7 merupakan klon terunggul pencapaian produktivitasnya
(Haq dan Karyudi, 2013).
Sumber :
Haq, M.S dan Karyudi. 2013. Upaya Peningkatan Produksi Teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) Melalui Penerapan Kultur Teknis. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung
2. Perbaikan dan pengembangan apa dari tanaman teh dan kakao yang diharapkan dari segi pemuliaan
JAWAB
1. Tanaman kakao dapat di budidayakan melalui pemuliaan tanaman dan perbaikan varietas yang resisten terhadap penyakit.
2. penyumbang ketiga terbesar ekspor nasional cocok dengan iklim Indonesia dan mempunyai potensi peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao KAKAO penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara serta mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Indonesia, saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun nilai ekspor kakao Indonesia masih didominasi oleh biji kakao mentah, sehingga pemerintah berkewajiban mendorong terjadinya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah komoditas kakao.
3. KAKAO DI INDONESIA Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Keberhasilan perluasan areal telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading pada tahun 2002, walaupun kembali tergeser ke posisi ketiga oleh Ghana pada tahun 2003.
4. Luas areal kakao MENINGKAT Produksi MENINGKAT Produktivitas dan mutu MENURUN TAPI PENYEBAB: • Menipisnya unsur hara tanah • Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit Vascular Streak Diebacks (VSD), Menurunnya kualitas kebun • Belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao.
5. Pengembangan agribisnis kakao ke depan lebih diprioritaskan pada upaya rehabilitasi dan peremajaan untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao, di samping terus melakukan perluasan. Pengembangan usaha perkebunan kakao • ketersediaan lahan yang luas, • tenaga kerja yang cukup, • modal • sarana dan prasarana memadai INDONESIA Lahan cukup luas
6. Wilayah Kalimantan Timur Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi ini. Pada tahun 2006, luas areal kakao mencapai 41.312,50 ha tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan produksi mencapai 26.774 ton (produktivitas 1,02 ton/ha). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas berpotensi untuk dilakukannya pengembangan kakao melalui perluasan areal tanam.
7. KAKAO Kakao diproduksi oleh lebih dari 50 negara yang berada di kawasan tropis yang secara geografis dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu Afrika, Asia Oceania dan Amerika Latin. • Produsen utama kakao dunia adalah Pantai Gading. • Produsen utama lainnya adalah Indonesia, Ghana, Negeria dan Brazil dengan produksi pada tahun 2002.
8. Perkembangan ekspor impor mengisyaratkan bahwa peluang pasar ekspor kakao Indonesia di masa- masa mendatang masih terbuka lebar. Kakao di Indonesia EKSPOR IMPOR meningkat meningkat
9. Biji kakao merupakan bahan baku produk pangan dan non pangan. Untuk bahan baku pangan, diperlukan proses fermentasi agar dapat diperoleh cita rasa yang baik, sedangkan Biji kakao yang digunakan sebagai bahan baku non pangan tidak memerlukan proses fermentasi. Biji kakao yang telah kering dipisahkan antara kulit (shell) dan liquor-nya. Dari liquor akan diperoleh lemak (fat) dan cake. Dari kulit biji dan liquor tersebut, lebih lanjut akan diperoleh bermacam-macam produk Pangsa pasar biji kakao di dalam negeri masih relatif kecill, hal ini disebabkan oleh belum berkembangnya industri pengolahan biji kakao di Indonesia.
10. INDONESIA 90 % Ekspor • 78,5% biji kering • 21,5 % hasil olahan Impor • Asia Pasifik • Eropa • Afrika • Amerika • Pantai Gading • Ghana • Papua Neguenea pencampur bahan baku industri pengolahan kakao domestik. Negara-negara di Eropa Konsumen kakao Permintaan tertinggi berasal dari Negara Belanda, Amerika Serikat dan Jerman. Tidak memproduksi kakao
11. Pasar ekspor produk kakao Indonesia yang kebutuhannya lebih dari 20.000 ton beberapa tahun terakhir adalah China, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Australia dan Brasil. Kakao yang diimpor Uni Eropa dari negara berkembang kemudian diolah menjadi berbagai komoditi berbeda. Produk hasil olahan kakao tersebut kemudian diekspor kembali ke berbagai negara asal bahan mentahnya termasuk Indonesia. Hal terpenting yang menentukan tingkat harga di pasar internasional adalah mutu biji kakao. Oleh karenanya perhatian produsen kakao Indonesia terhadap kualitas biji kakao yang diekspor sangat penting. Harga biji kakao di tingkat internasional sering mendapat potongan sampai 15 persen karena persyaratan standar mutu biji dan persyaratan fermentasi kakao yang relatif rendah bila dibandingkan dengan harga produk yang sama dari negara produsen lain.
12. Perkembangan harga yang meningkat setiap tahun merupakan peluang bagi produsen kakao seperti Indonesia maupun negara lain untuk semakin giat mengembangkan usaha bidang agribisnis kakao. Meningkatnya harga seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi dunia terhadap produk-produk berbahan dasar kakao yakni cokelat. Perkembangan Harga Kakao Indonesia dan Dunia
13. Upaya rehabilitasi perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanan dengan teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit unggul. Tetapi apabila upaya rehabilitasi tidak memungkinkan, maka perbaikan potensi kebun dapat dilakukan melalui peremajaan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kebun-kebun kakao petani yang telah dibangun. Upaya perluasan areal perlu didukung dengan penyediaan bibit unggul dan dukungan teknologi budidaya maju, sehingga produktivitas kebun yang berhasil dibangun cukup tinggi. Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao diharapkan terus berlanjut.
14. • Rehabilitasi kebun dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik sambung samping. • Peremajaan kebun tua/rusak dengan bibit unggul. • Perluasan areal pada lahan-lahan potensial dengan menggunakan bibit unggul. • Peningkatan upaya pengendalian hama PBK. • Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntutan pasar. • Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir, sesuai dengan kebutuhan. • Pengembangan sub sistem penunjang aggribisnis kakao yang meliputi: bidang usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani dan lembaga keuangan Arah pengembangan agribisnis kakao
Pemuliaan teh saat ini di Indonesia masih menggunakan metode konvensioanal, dimana proses dimulai dengan persilangan buatan maupun alami, yang dilanjutkan dengan uji seleksi massa, uji perakaran, uji baris, uji multilokasi, hingga pelepasan klon unggul baru. Perakitan klon teh unggul baru memerlukan waktu yang lama (lebih dari 12 tahun ) mengingat teh merupakan tanaman tahunan. Aplikasi marka molekuler diyakini dapat mempersingkat proses pemuliaan teh. Namun hingga saat ini proses pemuliaan teh di Indonesia belum memanfaatkan aplikasi marka molekuler secara optimal. Penelitian marka molekuler di luar negri pada tanaman teh sudah banyak dilakukan. Informasi informasi dari hasil molekuler yang di peroleh dapat menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi pemulia teh di Indonesia dalam pengembangan penelitian aplikasi marka molekuler dalam proses pemuliaannya dan dapat juga dengan menggunakan teknik kultur jaringan serta mutasi pada teh.
Sedangkan pada tanaman kakao prospek pengembangan pemuliaan yaitu dengan cara :
1. EVALUASI MATERI GENETIK
Proses evaluasi pada tanaman kakao yang dilakukan dengan teknik konvensional membutuhkan waktu yang cukup lama karena tanaman kakao adalah tanaman tahunan.
2. HIBRIDISASI
Merupakan salah satu teknik pemuliaan tanaman konvensional yang di lakukan pada tanaman kakao di Indonesia yaitu dengan melakukan persilangan.
3. SELEKSI
Merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pemuliaan tanaman. Seleksi yaitu suatu kegiatan memillih atau menyeleksi suatu tanaman yang diinginkan dalam suatu populasi.
4. TEKNIK SAMBUNG SAMPING
Telah terbukti mampu memperbaiki produktivitas dan mutu kakao rakyat. Teknologi sambung samping telah diadobsi oleh para petani pekebun khususnya untuk merehabilitasi tanaman tua dan tanaman kurang produktif. Sambung samping pada tanaman kakao sehat dilakukan dengan cara dibuat tapak sambungan pada ketinggian 45-75 cm dari pangkal batang. Pada tanaman yang sakit, sambungan dibuat pada chupon dewasa atau melakukan sambung pucuk pada chupon muda.
5. SAMBUNG PUCUK (top grafting)
Merupakan salah satu metode peremajaan tanaman secara vegetatif dengan menanam klon unggul, biasanya dilakukan pada bibit berumur tiga bulan untuk mendapatkan bibit baru yang mempunyai keunggulan produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
6. TEKNIK MOLEKULER
Suatu program pemuliaan tanaman yang bertujuan merakit varietas-varietas atau klon kakao yang tidak hanya berdaya hasil tinggi, tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan kakao. Program pemuliaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh ketersediaan materi genetik, dan semakin efektif bila didukung dengan teknologi molekuler.
2. Perbaikan dan pengembangan apa dari tanaman teh dan kakao yang diharapkan dari segi pemuliaan?
a. Pada tanaman kakao
- Tingkat produksi kakao yang rendah
Untuk menjawab permasalahan tanaman kakao di lapangan, terutama tingkat produksi yang rendah sebagai akibat cekaman biotik maupun abiotik, diperlukan suatu program pemuliaan tanaman yang bertujuan merakit varietas-varietas atau klon kakao yang tidak hanya berdaya hasil tinggi, tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan kakao. Program pemuliaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh ketersediaan materi genetik, dan semakin efektif bila didukung dengan teknologi molekuler. Marka molekuler mempunyai kelebihan
dibandingkan marka fenotipik, yaitu marka molekuler tidak diregulasi oleh faktor lingkungan sehingga tidak dipengaruhi oleh kondisi tanaman tumbuh, dan dapat dideteksi pada semua tahapan perkembangan tanaman (Rubiyo, 2013).
- Ketahanan hama dan penyakit kakao
ketahanan busuk buah kakao (BBK) pemulia dapat mengidentifikasi materi genetik tahan BBK untuk program pemuliaan ketahanan penyakit BBK
pada level pembibitan, tanpa harus menunggu tanaman berbuah untuk menguji fenotipe ketahanan tanaman terhadap BBK. Dengan demikian,
metode MAS akan mempersingkat siklus pemuliaan tanaman untuk memilih genotipe kakao yang membawa karakter ketahanan terhadap BBK.
Salah satu contoh aplikasi marka DNA untuk ketahanan terhadap penyakit pada kakao adalah pemanfaatan marka DNA yang berpautan dengan QTL
untuk penyakit witch’s broom (WB), frosty pod (FP), dan BBK yang digunakan untuk MAS.
b. Pada Tanaman Teh
- Rendahnya produktivitas tanaman karena dominannya tanaman teh belum menggunakan benih yang unggul dan
Mengatsi : Upaya peningkatan produktivitas tanaman teh yaitu dengan cara peningkatan dan penerapan teknologi yang berperan dalam peningkatan produktivitas. Upaya inovasi dari faktor genetik yang dapat diupayakan adalah penggunaan klon unggul. Sementara teknologi yang dapat diterapkan untuk faktor lingkungan karena adanya pemanasan global yaitu dengan upaya rekayasa iklim mikro di sekitar perkebunan teh dengan memanfaatkan pohon pelindung dan pengairan.
- Terbatasnya penguasaan teknologi dalam pengolahan teh
Mengatasi : Teknologi aplikasi budidaya tanaman yang baik dan benar dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat, pengendalian OPT secara terpadu,
perawatan daun pemeliharaan, pemetikan dan pemangkasan yang tepat agar kesehatan dapat terjaga sehingga produktivitas meningkat
- Belum menggunakan klon yang unggul
Mengatasi : Mulai tahun 1998, Pusat Penelitian Teh dan Kina telah mengeluarkan klon-klon unggul dengan produksi yang tinggi serta mutu hasil olahan yang baik. Klon- klon unggul varietas assamika terdiri dari GMB 1-11 dimana klon GMB 7 merupakan klon terunggul pencapaian produktivitasnya
(Haq dan Karyudi, 2013).
Sumber :
Haq, M.S dan Karyudi. 2013. Upaya Peningkatan Produksi Teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) Melalui Penerapan Kultur Teknis. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung
Demikianlah Artikel Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan
Sekianlah artikel Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan dengan alamat link https://contohwebsiteagc88.blogspot.com/2020/03/tugas-mata-kuliah-pemuliaan-tanaman.html
0 Response to "Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman Perkebunan"
Posting Komentar